QRIS Cross-Border, Solutif Sejak Dari Braga Hingga Mancanegara

Sore hari di Braga

Hari itu, saya sedang asyik menikmati suasana sore di pinggiran Braga. Dua orang pengamen menghampiri dan menyanyikan Sepanjang Jalan Kenangan yang dipopulerkan Tetty Kadi. Lagu tersebut terasa terlalu lawas untuk mereka berdua, yang sepertinya bahkan belum menginjak usia 20 tahun. 


Meski begitu, suara keduanya terdengar merdu dan gestur mereka sopan. Sungkan rasanya jika tidak memberi uang. Namun, saya hanya punya selembar lima ribu rupiah, itu pun akan saya gunakan untuk bayar biaya parkir motor.

Duo pengamen

Dengan rasa sungkan saya berkata, “punten, ya, enggak ada uang cash.” 


Tiba-tiba, salah satu dari mereka tersenyum lebar sambil merogoh tas selempang lusuhnya. Dia mengeluarkan selembar kertas berukuran A5 yang dilaminating dengan rapi. Terlihat Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tercetak jelas di sana. 


“Santai aja atuh, Teh. Bisa scan pakai kiyuris.”


Tentu saja saya terkejut. Ini pengalaman pertama saya bertemu pengamen yang bisa menerima pembayaran digital. Zaman memang sudah semakin canggih. Hebat betul! Padahal saya kira bikin QRIS itu sulit. Namun, melihat penggunaannya yang mulai masif, tidak berlebihan jika saya katakan bahwa QRIS memang memudahkan pembayaran dari sisi merchant maupun pengguna (pembeli). 


Kelebihan QRIS 


Kalau hanya ingin tampil berbeda, itu mudah. Untungnya, QRIS dihadirkan bukan sekedar untuk menambah alternatif pembayaran saja. Kini, QRIS bahkan menjadi pilihan pembayaran yang unggul dan menawarkan segunung kelebihan. 


Dari sisi pengguna, tentu saja sudah tidak perlu diragukan. Kemudahan pembayaran membuat banyak orang ceroboh jatuh cinta dengan QRIS. Saya adalah salah satu dari sekian banyak orang ceroboh tersebut. 


Entah berapa kali saya lupa membawa ATM dan tidak punya uang tunai yang cukup untuk melakukan pembayaran. Anehnya, orang-orang ceroboh (termasuk saya) jarang sekali lupa membawa ponsel pintarnya. Barangkali, memang beginilah tanda generasi digital. Untungnya, hal itu menguntungkan. 


Kini, saya tetap bisa melakukan berbagai macam pembayaran dengan QRIS hanya dengan scan melalui ponsel. Sungguh praktis, mudah, dan efisien. Tidak hanya itu, pengeluaran pun jadi tercatat secara digital. 


Sementara dari sisi merchant, penggunaan QRIS juga memberikan sejumlah keuntungan. Kini penjual tidak perlu lagi resah menerima uang tunai palsu. Tidak pula repot mencari uang kembalian atau memaksa memberikan permen karena tidak punya uang koin, sebab pembayaran dengan QRIS menggunakan nominal tepat tanpa sistem kembalian. 


QRIS juga semakin meningkatkan credit profil sehingga memudahkan merchant mengajukan pinjaman untuk memperbesar usahanya. Dari segi biaya, QRIS terjangkau sehingga para pelaku usaha mikro dan menengah tetap bisa menggunakannya. Besaran biaya dibebankan untuk setiap transaksi menggunakan QRIS pada merchant sebesar 0,3% untuk usaha mikro, 0,7% untuk transaksi reguler, 0,6% untuk transaksi pendidikan, serta 0,4% untuk SPBU dan bantuan sosial. 


QRIS Cross-Border



Tidak berhenti di dalam negeri saja, QRIS mulai melebarkan sayap hingga ke mancanegara. QRIS Cross-Border atau QRIS antarnegara hadir untuk memudahkan berbagai transaksi pembayaran di luar negeri, khususnya negara ASEAN. Meksi belum bisa digunakan di semua negara ASEAN, tentunya QRIS Cross-Border menjadi langkah maju yang patut dirayakan. 


Hal tersebut bisa terwujud berkat kerja sama Bank Sentral Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina, yang telah menyepakati konektivitas pembayaran kawasan. Harapannya, konektivitas pembayaran kawasan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif. 


Implementasi kerja sama konektivitas pembayaran juga mampu mendukung dan memfasilitasi perdagangan, investasi, pendalaman pasar keuangan, remitansi, pariwisata, dan aktivitas ekonomi lintas batas lainnya. Selain itu, kerja sama ini diharapkan bisa mendorong ekosistem ekonomi dan keuangan kawasan yang lebih inklusif. 


Beberapa negara ASEAN yang sudah menerima pembayaran dengan QRIS Cross-Border sampai saat ini yaitu Thailand dan Malaysia, dan direncanakan Singapura dan Filipina akan menyusul. Thailand menjadi negara pertama untuk uji coba QRIS Cross-Border, dan sudah bisa digunakan sejak Agustus 2022 silam. Sementara penggunaan di Malaysia mulai aktif sejak Mei 2023. 


Lalu, apakah QRIS Cross-Border juga memiliki keunggulan? Tentu saja. Pembayaran dengan QRIS lebih higienis sebab pengguna dan merchant tidak perlu menyentuh uang tunai. Semenjak era Covid-19, pastinya semua orang menjadi lebih waspada dengan virus dan bakteri, bukan?


Selain itu, QRIS memudahkan untuk orang-orang yang suka sekali menghitung harga saat belanja. Ketika berada di luar negeri, menghitung kurs adalah hal yang paling merepotkan saat belanja. Kini tidak perlu repot lagi. Saat membayar menggunakan QRIS Cross-Border, nominal akan muncul dua kali dalam dua mata uang yang berbeda. 


Contohnya, saat saya berada di Thailand dan akan membayar, nominal dimasukkan dalam mata uang Thailand yaitu bath Thailand. Setelah itu, saya akan mengonfirmasi tujuan pembayaran dan nominalnya. Saat konfirmasi, nominal akan muncul dalam bentuk mata uang Indonesia yaitu rupiah. Saya juga masih akan memasukkan PIN untuk menyelesaikan pembayaran, sehingga lebih aman. 


Transaksi jadi mudah dan tidak perlu repot lagi di dalam kepala, “Ini kalau dirupiahkan jadi berapa, ya?”


QRIS-nya Satu, Menangnya Banyak!


Kebetulan tahun depan saya ada rencana liburan ke Malaysia dan Singapura. Pasti menyenangkan tidak perlu repot mencari money changer untuk menukar uang karena sudah bisa transaksi dengan QRIS Cross-Border. 


Dulu banyak teman yang mengakali dengan membawa uang tunai banyak dari Indonesia. Namun, di setiap negara yang dikunjungi pasti punya peraturan batas maksimal membawa uang tunai dari negara asal. Kalau melebihi batas, malah jadi panjang urusannya. 


Dibandingkan dengan kartu kredit, tentu saja QRIS bisa menjangkau lebih banyak golongan masyarakat. Tidak semua orang bisa memiliki kartu kredit, tapi semua orang bisa menggunakan QRIS Cross-Border. Prinsip CeMuMuAH dari QRIS sendiri juga menghapuskan keraguan memilih sistem pembayaran satu ini. CeMuMuAH merupakan akronim dari Cepat transaksi, mudah digunakan, murah biaya, aman, dan handal! 


Membayangkan berangkat liburan ke Malaysia dan Singapura tahun depan, otomatis membayangkan Ibu saya yang memberi nasihat panjang (ngomel) sebelum anaknya pergi.


Jangankan ke luar negeri, saya bisa sampai ke Bandung dan menikmati suasana sore di pinggiran Braga pun, perlu melewati ibu berpetuah selama beberapa jam dulu. Maklum, ibu saya memang dramatis dalam menjalani hidup.


Di saat orang-orang mengatakan bahwa teknologi adalah pedang bermata dua, ibu membuat kiasan lain, yang tentu saja tujuannya hanya agar bisa ngomel ke anak gadisnya yaitu saya.


“Kalau pergi ke mana pun harus selalu jaga diri, ojo sembrono. Jangan cuma bergantung sama teknologi, harus tetap peka, jalankan instingnya. Teknologi itu seperti anak gadis. Menyenangkan hati tapi sulit dipahami. Efektif tapi kalau tidak bijak bisa jadi petaka.” 


Meski kata-kata ibu sering hiperbolis dan keluar konteks, saya tetap selalu mendengarkannya sebelum berangkat. Dengan begitu, saya akan bepergian dengan perasaan lebih tenang; baik itu ke Braga, ke Singapura, atau ke mana saja.


Qrisnya satu, menangnya banyak!


participant of BI Digital Content Competition 2023

Komentar