Basmi Stigma 'Tak Mampu Beli Rumah' Bersama SiKasep

"Where there is a will, there is a way." 
-Pauline Kael 
Foto milik pribadi,
berupa tangkapan layar pada mesin pencarian (google)

Menjadi muda dan berdaya di era ini, bisa saja malah terhitung sebagai beban. Kok bisa? Tentunya banyak yang sudah memahami bahwa generasi milenial memiliki berbagai macam tuntutan zaman yang seringkali bergerak terlalu cepat. Belum lagi, terdapat tambahan stigma yang dilekatkan oleh masyarakat terhadap milenial. Saya ikut terusik karena saya pun termasuk dalam golongan milenial, yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai generasi yang lahir dengan rentang tahun 1980an-1990an. 

Salah satu stigma yang begitu melekat pada milenial yaitu: tak mampu membeli rumah. Sialnya, hal itu ternyata benar jika melihat acuan data dari Bank Indonesia yang menjelaskan bahwa 60% generasi milenial masih belum sanggup memiliki akses Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Daya beli yang rendah merupakan isu utama mengapa milenial tak mampu beli rumah, diikuti beberapa alasan lain seperti akses yang sulit dan sedikitnya pilihan yang tersedia. Meratapi nasib atau memaki data tentu tidak membawa perubahan yang signifikan. Jadi, harus bagaimana mengatasi keresahan ini? Percayalah bahwa semua hal telah tercipta berpasang-pasangan seperti api dengan air, kamu dengan saya, investasi bodong dengan menang kuis, serta masalah milenial dan solusi milenial. 

Modern problems require modern solutions
Negara tentu saja tidak lupa bahwa kebutuhan primer adalah pangan, sandang, papan (makan, pakaian, dan rumah). Tindak nyata yang diusahakan oleh pemerintah untuk memberi hunian layak bagi rakyatnya yaitu dengan mencanangkan program Sejuta Rumah dengan memberikan dana bergulir KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Pusat Pengelolaan Dana Pemibiayaan Perumahan (PPDPP), yang dinaungi oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dipercaya untuk mengelola dana subsidi perumahan tersebut. Secara spesifik, dana bergulir KPR Sejahtera FLPP tersebut ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kabar gembira tersebut masih ditambah dengan kemudahan fasilitas yang disediakan aplikasi SiKasep yang bisa diunduh melalui Play Store. Selamat datang di era serba canggih! Dengan SiKasep, kesempatan milenial untuk bisa membeli hunian menjadi lebih besar. Asyik!

Kenapa harus pakai SiKasep?
Sebenarnya ada banyak cara rumit, sulit, berbelit untuk mendapatkan rumah. Namun, SiKasep hadir dengan kemudahan aksesnya. Bukan hanya kemudahan, dengan menggunakan SiKasep, kamu bisa mengajukan permintaan subsidi dana untuk rumah yang akan dibeli. Tidak berhenti di situ, masih ada beberapa keunggulan lain yang tidak boleh dilewatkan dari SiKasep. 

1. Efektif dan efisien
Waktu dan tenaga menjadi hal yang sangat berharga di era serba cepat ini. SiKasep memenuhi prinsip efektif dan efisien. Semua menjadi serba instan karena bisa dilakukan melalui ponsel. Kamu pun tidak perlu letih berkeliling secara langsung untuk melihat jenis-jenis rumah yang ditawarkan karena semua telah disediakan SiKasep. 
2. Fitur lengkap
SiKasep merupakan aplikasi yang mudah digunakan karena memberi fitur yang lengkap dan jelas. Terdapat 65menu utama yaitu Lokasi Rumah Idaman, Perumahan Sekitar Rumah Idaman, Pilih Bank Pelaksana KPR Subsidi, Cek Status Pengajuan KPR, dan Lain-lain. Pada menu Lain-lain kamu bisa mengunduh panduan penggunaan aplikasi yang berbentuk PDF.
3. Proses digital 
Seluruh proses SiKasep tidak lagi membutuhkanmu hadir secara langsung. Digitalisasi bukan cuma menghemat waktu, biaya, dan tenaga, namun juga menjamin arsip datamu. Kamu bisa mendapat rumah tanpa perlu keluar rumah.
4. Kebebasan memilih
Melalui SiKasep kamu tidak dibatasi oleh satu atau dua pilihan saja. Terdapat banyak sekali perumahan yang ditawarkan sesuai dengan lokasi yang kamu inginkan. Selain rumah, kebebasan memilih bank juga diserahkan kepadamu. Terdapat lebih dari 20 pilihan bank untuk mengajukan KPR melalui SiKasep. 

Syarat mendapat rumah bersubsidi
Tentu saja rumah bersubsidi SiKasep ini tidak untuk semua orang. Terdapat beberapa syarat yang mesti kamu penuhi untuk bisa mendapatkan bantuan KPR Sejahtera FLPP. Beberapa syarat tersebut meliputi kelengkapan administrasi berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), penghasilan maksimal Rp8.000.000,- untuk rumah susun dan rumah tapak (metode konvensional maupun syariah). Syarat lainnya yaitu belum pernah memiliki rumah sendiri, belum pernah menerima subsidi pembiayaan perumahan, wajib menghuni KPR Sejahtera FLPP selama 5 tahun, dan tidak memindahtangankan/mengontrakkan rumah tersebut dalam jangka waktu yang ditetapkan. Syarat yang diajukan termasuk mudah untuk mendapatkan sebuah rumah impian layak huni. 

Punya rumah sendiri ternyata penting
Masih banyak yang tetap ragu untuk membeli rumah meski telah disediakan bantuan berupa subsidi dari pemerintah. Berbagai macam alasan tertutama yang didasari kekhawatiran adalah penyebabnya. Bagaimana jika bunganya terlalu tinggi? Mana sanggup melunasi rumah dalam waktu singkat? Generasi milenial memang juara jika perkara overthinking. Padahal sudah jelas lebih enak punya rumah sendiri daripada sewa atau masih menumpang orang tua. SiKasep berperan layaknya kekasih setia yang memang sudah serius menjalin hubungan denganmu. Jadi, tidak perlu khawatir patah hati di tengah jalan. Keunggulan SiKasep di antaranya yaituajangka waktu pelunasan hingga 20 tahun, suku bunga tetap 5%, uang muka ringan, bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), angsuran terjangkau, dan bebas premis asuransi untuk bencana kebakaran dan asuransi jiwa. 

Yuk, bersama-sama membasmi stigma bahwa milenial tak mampu beli rumah. Simpan dan rawat mimpimu untuk memiliki rumah, meski rasanya sulit dan berat.  Apapun tujuannya, akan menjadi mudah tercapai jika melewati jalan yang tepat. Pastikan untuk tetap percaya bahwa: semua hal telah tercipta berpasang-pasangan seperti benci dengan cinta, lapar dengan kenyang, serta saya dengan kamu. Nah, kalau ingin punya rumah, pasangannya itu, ya, akses SiKasep. Tidak percaya? Coba saja buktikan dulu!

Referensi artikel:

Komentar